Manusia pada umumnya tidak terlepas dari komune-komune yang terbentuk secara alamiah oleh realitas sosial, perubahan-perubahan yang dilalui secara fundamental sedikit banyak mengimplementasikan cara kerja organisasi. Kendati sejarah perkembangan manusia melahirkan banyak teori yang variatif, namun dalam cara kerjanya merupakan cara kerja organisasi. Sebelum berlanjut saya harus menekankan bahwa yang akan saya tulis terlebih dahulu eksistensi manusia yang jauh dari teori-teori yang ditulis oleh Charles Darwin dalam dokumennya yang penuh kontroversi.
Historis perkembangan manusia sampai pada tingkat perubahan sosial atau yang lebih dikenal sebagai manusia kognitif tidak dilalui dengan tempo yang sesingkat-singkatnya, melainkan ada sejarah panjang sehingga terbentuknya manusia yang mempunyai pengetahuan lebih tentang perasaan dan usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Manusia primitif dan manusia yang sampai pada tahap kognitif mempunyai perbedaan dan kebiasaan yang jauh berbeda namun secara khusus mempunyai naluri yang tidak jauh berbeda pada satu kondisi melindungi diri beserta keluarganya dari marabahaya, oleh karena itu manusia primitif harus hidup dalam lengkungan batu besar agar terhindar dari hujan, menggunakan daun agar terhindar dari dingin dan menggunakan senjata seadanya untuk berlindung dari ancaman binatang buas. Kemudian sebelum mengenal wilayah, mereka mencari makan secara kelompok untuk bertahan hidup di alam raya yang bebas tanpa ada tuan yang memerintah tidak ada budak yang harus bekerja, namun seiring berjalannya waktu kebebasan itu harus terkubur bukan karena takut ditikam binatang buas melainkan adanya bentrokan perebutan buruhan dan wilayah. Adanya bentrokan tersebut mengharuskan yang kalah menjadi budak dari yang menang, setiap wilayah dan buruhan yang awal menjadi kepunyaannya harus diberikan kepada kelompok yang menang, hasil buruhan yang awalnya dibagi rata berubah secara total, yang menang mendapatkan banyak dari hasil buruan dan yang kalah harus memburu dan yang lebih prihatin mendapatkan sedikit dari hasil buruannya sendiri. Uraian diatas tersebut hanyalah proses sejarah perkembangan manusia (evolusi universal) yang sudah cukup jelas dalam praktik kehidupannya mengilustrasikan cara kerja dalam organisasi.
Alam merupakan sekolah untuk seluruh manusia dalam pengertian secara umum dengan berbagai macam pelajaran yang mampu merubah satu kondisi internal manusia dari yang mulanya individualis dibenturkan dengan realitas sosial yang memaksa untuk lebih dekat dengan manusia lainnya yang mengharapkan terbentuk satu asosiasi sebagai langkah utama dalam penyelesaian suatu permasalahan disekitarnya. Merasa tidak nyaman, alih-alih mempererat hubungan sosialnya malah mengalienasi diri dan mencari tempat perlabuhan lainnya. Akan tetapi alam menyediakan banyak manusia dengan tantangannya masing-masing yang tidak gampang menyerah dengan kondisi terburuknya pun banyak yang masih mampu menjadi inisiator perubahan bagi dirinya sendiri secara khusus dan bagi manusia lainnya secara umum.
Secara tidak langsung sudah cukup jelas bahwa manusia pada tahapan awalnya sudah menerapkan praktik kerja-kerja organisasi, bekerja secara kolektif sudah termasuk daripada bagian sifat manusia yang terikat dalam organisasi. Uraian diatas tersebut merupakan historical fact perkembangan manusia yang secara tidak langsung menerapkan cara kerja organisasi akan tetapi tidak terstruktur, proses tersebut merupakan analogi bahwa manusia sudah sedari dulu bekerja secara bersama akan tetapi karena masih belum sampai pada tahap manusia kognitif, implementasi kerja kolektif tidak seimbang antara satu dengan lainnya dan tidak dapat dimengerti secara sempurna, sebab prinsip yang sebenarnya dalam organisasi adalah perjuangan dan pembebasan secara keseluruhan. Namun uraian diatas tidak bisa kita sangkal karena merupakan proses sejarah yang tidak boleh tidak harus kita terima sebagai bukti bahwa manusia tidak bisa bekerja secara individu, namun harus dibentuk atau terbentuk secara alamiah sebuah perkumpulan untuk melakukan kerja secara bersama. Untuk pengertian secara mendalam, proses sejarah tersebut juga merupakan cikal bakal lahirnya feodalisme.
Namun, di tulisan ini saya tidak akan menjelaskan sepenuhnya tentang feodalisme tetapi ingin menanyakan apakah perubahan bisa dicapai tanpa adanya satu ikatan yang mempunyai tujuan serta kepentingan yang sama? Relatif tidak akan terjadi karena manusia tidak lebih kuat daripada gajah dan tidak lebih tangkas seperti monyet, oleh karenanya manusia membutuhkan manusia lainnya yang kemudian membentuk satu organisasi bersama untuk melahirkan kekuatan yang lebih besar menuju perubahan yang sebenarnya, apalagi evolusi tersebut sudah sampai pada tahap feodalisme yang nyata. Beberapa abad selanjutnya instrumen-instrumen perlawanan semakin menggema diseluruh dunia dengan tali ikatan organisasi yang sistematis, terstruktur, terarah juga mempunyai tujuan dan kemauan yang sama.
Penulis: Suhalip