
Memelihara ingatan dengan perspektif yang sehat dan terus terang terhadap pondok pesantren akan mengetahui kiprah perjuangan santri dan kiai dalam bingkai perjuangan kemerdekaan indonesia, sejarah berdirinya bangsa tidak lain dan tidak bukan merupakan pembelajaran penting yang harus diakui oleh banyak orang bahwa andil pondok pesantren,santri dan kiai sangat signifikan. Pondok pesantren dan negara tidak dapat dipisahkan, sejarah sudah mencatat sumbangsih pondok pesantren dari masa ke masa banyak melahirkan pemimpin-pemimpin besar yang menjadi aset negara.
Media saat ini diramaikan fenomena pemboikitan terdapat salah satu stasiun TV “Trans7” yang menayangkan program Xpose Uncensored. Tayangan Amoral terhadap pondok pesantren dan narasi ejekan terhadap kiai merupakan singgungan keras bagi mayoritas warga indonesia.
Singkat kata Trans7 kurang mendalami terkait kearifan pondok pesantren, yang perlu digaris bawahi adalah pondok pesantren bukan tempat yang baru lahir kemaren sore, potretnya tidak lepas dari sejarah bangsa indonesia. Framing buruk serta narasi ejekan kepada ulama, kiai besar pondok pesantren merupakan distorsi untuk menjatuhkan marwah secara personal.
Andil pesantren beserta kiai masa lampau tidak hanya sebagai sumber spiritual pembelajaran tauhid, namun disamping itu juga sudah menjadi torehan sejarah berdirinya bangsa indonesia yang harus dirawat sampai saat ini bahwa keterlibatan pesantren dalam memperjuangkan bangsa indonesia sangat signifikan dan perlu diperhitungkan. Pesantren tidak akan runtuh hanya karena distorsi media, kendatipun kontruksi narasi bersifat ejekan yang diarahkan pada ulama, pesantren dan kiai tidak akan mengurangi hormat dan takdzim kami sebagai santri.
Fenomena saat ini harus segera ditindak lanjuti agar tidak terjadi habbit yang tidak mengenakkan terhadap kiai dan pesantren. Alih-alih memberikan tayangan edukatif, tayangan tersebut malah melanggar batas moral kehidupan. Kami berhak marah, dan menuntut segera diselesaikan agar tidak menambah kemarahan yang memantik terjadinya kekisruhan. Bentuk keseriusan menindak lanjuti hal tersebut harus ada sangsi yang diberikan tidak cukup hanya sebatas klarifikasi ataupun ungkapan permohonan maaf.
Penulis: Suhalif Hosaini, Mandataris Ketua PC PMII Jombang 2025-2026