Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang diselenggarakan di Vientiane, laos, pada 9-10 Oktober 2024, menjadi momen penting bagi negara-negara di Asia Tenggara untuk memperkuat kerja sama regional dalam menghadapi tantangan geopolitik di Indo-Pasifik. Dalam pertemuan tahunan ini, para pemimpin negara-negara anggota ASEAN serta mitra wicara seperti Amerika Serikat, jepang, Inggris, China dan Uni Eropa akan membahas upaya bersama untuk menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Asean yang dibentuk dengan menghormati kedaulatan negara-negara anggotanya.
Pendekatan ini sangat relevan dalam konteks Indo-Pasifik, dimana persaingan geopolitik harus dikelola dengan bijaksana untuk mencegah eskalasi konflik. dalam hal ini, Indonesia memegang peran sentral sebagai pemimpin ASEAN. Kemampuan Indonesia untuk menyeimbangkan kepentingan berbagai kekuatan besar sambil tetap mempertahankan otonomi strategisnya, akan sangat menentukan arah kebijakan luar negeri ASEAN. Sebagai negara dengan pengaruh yang signifikan di ASIA Tenggara, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk mendorong kerja sama regional yang lebih kuat, terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan seperti sengketa Laut China Selatan dan kehadiran militer asing di kawasan, diplomasi Indonesia di ASEAN akan menjadi kunci dalam upaya menjaga stabilitas Indo-Pasifik.
Tambahan pula dimana kawasan Indo-Pasifik telah menjadi salah satu pusat ketegangan geopolitik global yang terus meningkat, dimana negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Uni Eropa terlibat dalam upaya memperkuat pengaruh dan kepentingan strategis mereka. Sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam jalur laut strategis, Indo-Pasifik menjadi medan persaingan geopolitik yang semakin kompleks. Dalam konteks ini, belum lama ini lembaga ketahanan nasional (Lemhannas) bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), di Jakarta Geopolitical Forum (JGF) VIII/2024 pada akhir September 2024, menekankan pentingnya menjaga stabilitas keamanan kawasan. Lantaran Indonesia, sebagai negara terbesar di kawasan ini yang memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas Indo-Pasifik.
Dinamika Geopolitik Di Indo-Pasifik
Indo-Pasifik merupakan kawasan yang sangat strategis dan penting dalam percaturan geopolitik global. Wilayah ini mencangkup jalur laut yang vital bagi perdagangan internasional dan kaya akan sumber daya alam, seperti minyak, gas, serta sumber daya laut lainnya. Dengan keberadaan jalur laut yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Amerika, indo-Pasifik telah menjadi pusat ekonomi dunia, yang keberlanjutan dan stabilitasnya sangat menentukan pertumbuhan ekonomi global. Di sisi lain, nilai strategis kawasan ini juga membuatnya menjadi medan persaingan antara kekuatan besar, yang berusaha memperkuat pengaruh mereka di Indo-Pasifik, baik melalui pendekatan ekonomi maupun militer. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, Inggris, Prancis, dan beberapa kekuatan Eropa lainnya telah meningkatkan aktivitas mereka di kawasan ini.
Amerika Serikat, dengan strategi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, bertujuan memastikan kebebasan navigasi dan perdagangan. China, di sisi lain, memperluas pengaruhnya dengan memodernisasi militernya dan memperkuat kontrol atas wilayah Laut China selatan, area yang sangat diperebutkan karena kaya sumber daya dan posisinya yang strategis. Inggris dan Perancis juga menambahkan kehadiran militer mereka dalam upaya menjaga kepentingan mereka serta melindungi sekutu-sekutu mereka di kawasan ini. Persaingan yang memanas itu, jelas menimbulkan ketegangan dan meningkat. Ini juga akan berdampak pada terciptanya potensi konflik di kawasan yang seharusnya dijaga untuk stabilitas ekonomi global. ditengah situasi geopolitik yang kompleks ini, Indonesia memiliki peran sangat penting. Sebagai negara yang terletak di jantung Indo-Pasifik, indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga stabilitas di wilayah tersebut, baik dalam aspek maritim maupun ekonomi.
Dalam konteks ini pula Lemhannas RI telah menekankan pentingnya Indonesia merumuskan strategi geopolitik yang cerdas dan komprehensif untuk melindungi kedaulatannya. Bersamaan pula Indonesia harus mampu menjaga keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan besar yang bersaing di kawasan ini, sambil tetap memprioritaskan kepentingan nasionalnya. Pendekatan tersebut menjadi tantangan tersendiri, karena Indonesia harus bisa mengelola relasi diplomatik dengan berbagai kekuatan besar, seperti Amerika Serikat dan China, yang masing-masing memiliki agenda yang berbeda di Indo-pasifik. Dari situ salah satu strategi utama yang harus diambil Indonesia adalah memperkuat prinsip non-blok strategis. Prinsip ini memungkinkan Indonesia untuk menjaga hubungan yang baik dengan semua negara, tanpa harus berpihak pada salah satu kekuatan besar. Dalam konteks Indo-Pasifik, pendekatan non-blok memeberikan fleksibilitas bagi Indonesia untuk memainkan peran lebih aktif dalam menjaga perdamain dan stabilitas kawasan.
Sebenarnya, Indonesia bisa saja menjadi mediator dalam Konflik regional. Sekaligus berperan dalam memastikan jalur perdagangan internasional agar tetap aman dan bebas dari ancaman militer. Strategi ini juga membantu Indonesia untuk menjaga kedaulatan tanpa terlalu bergantung pada kekuatan asing, sambil tetap terlibat dalam kerja sama internasional yang saling menguntungkan. Dinamika geopolitik di Indo-Pasifik menuntut Indonesia untuk merespons dengan ceerdas dan bijak. Indonesia harus mampu memadukan diplomasi yang efektif dengan penguatan pertahanan nasional, serta tetap mempertahankan kebijakan non-blok.
Peran Indonesia Dalam Menjaga Stabilitas Regional
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di pusat kawasan Indo-Pasifik, memiliki peran strategis dalam menjaga kebebasan navigasi dan keamanan jalur perdagangan di perairan yang sangat penting. Indo-Pasifik tidak hanya menjadi jalur utama perdagangan internasional, tetapi juga wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Oleh karena itu, kemanan maritim di perairan indonesia, termasuk Selat Malaka dan laut Natuna Utara, menjadi isu yang sangat krusial. Stbilitas kawasan ini memiliki dampak langsung terhadap ekonomi global, maka Indonesia harus mampu menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul dari dinamika geopolitik yang semakin kompleks.
Indoneisa tidak hanya wajib mengembangkan kapabilitas pertahannya, tetapi juga merumuskan kebijakan yang mampu merespons ancaman-ancaman maritim, seperti aktivitas militer negara-negara besar dan potensi konflik di Laut China selatan. Selain itu, keamanan jalur perdagangan dan penyelundupan juga menjadi isu utama. Bersamaan pula Indonesia juga harus memperkuat peran diplomasi multilateralnya, terutama dalam forum-forum internasional seperti ASEAN, ASEAN Regional Forum (ARF), dan Indian Ocean Rim Association (IORA). Sebagai negara anggota ASEAN yang memiliki pengaruh kuat, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk memperkuat posisinya di panggung internasional. Diplomasi multilateral ini penting untuk mendorong dialog kerja sama dalam menangani isu-isu keamanan negara, terutama di kawasan yang rawan dengan rivalitas kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan China. Prinsip non-blok strategis yang dipegang teguh oleh Indonesia, menjadi landasan kebijakan luar negeri yang sangat relevan dalam menghadapi rivalitas global di Indo-Pasifik. Dengan tidak berpihak pada salah satu kekuatan besar, indonesia mampu menjaga independensinya dalam menentukan arah kebijakan, sambil tetap menjaga hubungan yang baik dengan semua negara. Prinsip ini memungkinkan Indonesia untuk memainkan peran sebagai mediator dan penjaga stabilitas di kawasan, terutama dalam situasi ketegangan seperti konflik di laut China Selatan atau perselisihan terkait kebebasan navigasi di perairan Internasional.
Tantangan Masa Depan Di Indo-Pasifik
Stabilitas kawasan Indo-Pasifik merupakan tanggung jawab kolektif yang melibatkan semua negara yang berada dalam wilayah strategis, termasuk Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, tantangan yang dihadapi kawasan ini semakin kompleks, meliputi persaingan antara kekuatan besar, sengketa teritorial, dan ketegangan maritim. Mengingat pentingnya Indo-Pasifik sebagai pusat ekonomi global dan jalur perdagangan internasional, respon terhadap tantangan ini harus bersifat komprehensif. Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di tengah-tengah kawasan ini, memiliki peran senteral dalam menjaga stabilitas dan keamanan regional. Oleh karena itu, negara ini harus memperkuat peran diplomasi regional dan internasional sambil berpegang pada prinsip-prinsip non-blok, dan penghormatan terhadap hukum internasional.
Indonesia juga memiliki peluang untuk memanfaatkan mekanisme musyawarah dan pendekatan multilateral yang telah dibangun ASEAN. Tambahan pula ASEAN memiliki sejarah panjang dalam mengutamakan dialog dan diplomasi untuk menyelesaikan sengketa yang timbul di antara anggotanya. Dengan prinsip musyawarah dan konsensus yang dipegang teguh, ASEAN dapat menjadi platform penyelesaian konflik yang efektif guna menghadapi tantangan yang ada di laut China Selatan dan isu-isu keamanan lainnya. Sebabnya, Indonesia sebagai negara terbesar di Asean perlu mengambil inisiatif untuk memimpin upaya menjaga keamanan dan stabilitas Indo-Pasifik.
Tentang Penulis
Denmas Amirul Haq, lahir di Tulang bawang pada 15 Juli 2000. Seorang Santri yang aktif dalam dunia aktivis gerakan kemahasiswaan, kepemudaan dan kepenulisan fokus kepenulisan adalah isu sosial kegamaan essay opini. Pernah menulis buku Epistimologi Ahlusunnah Wal Jama’ah dan buku keduannya berjudul Revolusi Kepagian . Ia juga sedang menempuh program pascasarjana di Unisma Malang.